Hari 7-20
Dobrou noc,
Spring has come! \(^__^)/
Update ketiga ini lumayan lama ya. Yep, karena kemarin abis ada masalah maka ini baru sempet mengetik lagi. Pada weekend kedua selama periode exchange ini, saya pergi ke Budapest untuk bertemu dengan teman-teman exchange lainnya. Saya menginap di Budapest selama semalam. Yep, bukan waktu yang cukup untuk jalan-jalan tapi lumayan cukup untuk melepas kangen ngomong sama orang Indonesia. Sabtu pagi kami mengunjungi kastil, hero square, dan beberapa tempat lain. Di siang hari, kami menuju ke Buda castle. Selama perjalanan tersebut, saya selalu berada di tengah rombongan. Maksudnya tidak berjalan di paling belakang. Sampai di Buda castle, saya buka backpack saya untuk mengecek dompet but damn it’s gone. Dompetnya hilang tanpa ada perubahan susunan barang lain di dalam tas. Dompet itu saya letakkan di dalam tas kecil yang diletakan deep down inside the backpack. Di atas tas kecil tersebut masih ada banyak barang-barang seperti ear muffler, gloves, shawl. Entahlah bagaimana cara mengambilnya, but it’s gone without changing any stuffs’ positions (>__<). Aku kehilangan paspor beserta visa schengen, sejumlah uang, kartu kredit, tiket metro, dan beberapa dokumen lainnya seperti ktp, sim a, sim c, dan atm. Setelah sadar dompetnya dicopet orang, saya lapor ke tourist police di Budapest. Di situ saya diberikan surat keterangan dalam bahasa… errr.. Hungaria. Minta yang English version pun ga bisa, mereka ga punya. How come? Namanya tourist police tapi ga punya surat keterangan dalam bahasa Inggris. Gila. Yasudalah saya bawa surat itu ke Praha, sebagai pengganti paspor sementara. Beruntungnya, ga ada pemeriksaan paspor antara Budapest-Bratislava-Praha.

Hari senin berikutnya, saya pergi ke KBRI Praha untuk melapor. Untungnya, di hari ketiga kedatangan saya di Praha saya sudah lapor diri, jadi urusannya ga terlalu sulit. Setelah formulir permohonan paspor diisi, seseorang karyawan di KBRI Praha (Mrs. Suzanna) menghubungin kantor foreign police untuk menanyakan nasib saya. Mrs Suzanna bilang kalo saya akan mendapatkan visa schengen lagi. Jadi hari selasa saya harus ke sworn translator untuk mentranslate dari bahasa hungaria ke bahasa ceko (akhirnya untuk pertama kalinya menggunakan jasa sworn translator -_____- ). Hari selasa, setelah balik dari RS saya langsung mencari alamat translator yang diberikan oleh Mrs. Suzanna. Modal peta sama nekat doang sih. Setelah jalan kaki selama satu jam alias kesasar akhirnya ketemu juga. Namanya Mr Norris. Pas pertama ketemu, ingin sekali bilang “Mr Norris, why don’t you put writing like “SWORN TRANSLATOR COMPANY” in your front door??!”. Padahal itu jalanan dah kelewat tapi karena ga ada tulisannya ya bablas. Selama kesasar itu, saya sempat bertanya sama beberapa orang termasuk polisi. Dan kebanyakan ga bisa bahasa inggris. Sampe tempat translator rasanya seneng banget, tapi ternyata Mr Norris ngomong “kamu cuman punya satu lembar pernyataan polisi hungaria? Kamu harus punya dua lembar. Jadi sekarang kamu pergi ke notaris ya untuk legalisasi kopiannya. Tempatnya di daerah Florenc, deket stasiun metro”. Eff! *jawdropped* dengan langkah gontai sambil berusaha menerima kenyataan bahwa harus nyari kantor notaris di kota yang ga berbahasa inggris ini. Yasudah akhirnya tibalah di stasiun metro Florenc dan akhirnya ketemu setelah lagi-lagi 45 menit jalan kaki, berputar-putar, masuk-keluar pintu, dan berbahasa tubuh. Setelah punya dua lembar kopian dari notaris, balik lagi deh ke Mr Norris. Ternyata Mr Norris sudah pulang kantor, tapi kami papasan di jalan dan… “mister norrriiiiiiiiiiiiisssssss!!”. Akhirnya berkas pun diterima.