Tuesday, August 12, 2008

Hepatitis A

Penyakit infeksi memang telah menjadi salah satu “langganan” penyebab kematian di dunia. Penyakit infeksi disebabkan oleh berbagai jenis parasit. Meskipun telah melewati beberapa dekade dengan kemajuan yang dramatis dalam pengobatan dan pencegahannya, penyakit infeksi masih saja bertanggung jawab atas semakin buruknya kondisi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Infeksi yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan diagnosis banding untuk berbagai sindroma yang mengenai setiap sistem organ, sering menjadi tantangan bagi keterampilan dokter dalam membuat diagnosis dengan melibatkan sejumlah besar sistem organ. Salah satu penyakit infeksi yang sering melanda masyarakat Indonesia adalah hepatitis A. Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus HAV.

Karena penyakit hepatitis A menyerang organ hati, maka ada baiknya kita membahas tentang hati.

Anatomi fisiologik hepar

Unit fungsional dasar pada hepar adalah lobulus hepar yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa millimeter dan berdiameter 0,8-2 mm. Hepar manusia berisi 50.000-100.000 lobulus. Lobulus hepar terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica dan kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng hepar yang memancar secara sentrifugal dari vena sentralis. Masing-masing lempeng hepar tebalnya satu sampai dua sel, di antara sel-sel yang berdekatan terdapat kanalikuli empedu kecil yang mengalir ke duktus empedu yang berasal dari septum fibrosa yang memisahkan lobulus hepar yang berdekatan (Guyton, 1996).
Dalam septum juga terdapat venul porta kecil yang menerima darah dari vena porta. Dari venul ini darah mengalir ke sinusoid hepar gepeng yang bercabang yang terletak di antara lempeng-lempeng hepar, dan kemudian ke vena sentralis. Dengan demikian sel hepar terus menerus terpapar dengan darah vena porta (Guyton, 1996).
Selain vena porta, juga ditemukan arteriol hepar dalam septum interlobularis. Arteriol ini mensuplai darah arteri ke jaringan septum, dan beberapa arteriol kecil juga mengalir langsung ke sinusoid hepar, paling sering pada sepertiga jarak ke septum interlobularis (Guyton, 1996).
Sinusoid vena dilapisi oleh dua tipe sel yaitu sel endotel dan sel Kupffler.lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori yang sangat besar. Di bawah lapisan ini, terletak di antara sel endotel dan sel hepar, terdapat ruang jaringan yang sangat sempit yang disebut ruang Disse. Karena besarnya pori di endotel, substansi plasma bebas bergerak ke dalam ruang Disse (Guyton, 1996).

HEPATITIS A

Etiologi

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV atau virus entero 72). Virus hepatitis A (VHA atau virus entero 72) dapat ditemukan di dalam tinja melalui tehnik imunologi kira – kira 2 minggu sebelum ikterus sampai 1 minggu setelah timbulnya ikterus (Anonim, 2002).

Masa inkubasi sekitar 15 – 20 hari (masa ikubasi pendek), transmisi fekal oral, mudah terjadi di dalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat rapat, sering terjadi akibat adanya kontaminasi air dan makanan. Kelompok usia muda yang paling sering terserang (5 – 14 tahun), pria lebih banyak dari pada wanita (Anonim, 2002).

Zat anti terhadap hepatitis A (Anti HAV lgM) terjadi segera setelah perkembangan ikterus dan dapat dikenali di dalam serum penderita selama bertahun – tahun setelah infeksi, mencapai maksimum dan menetap dalam 2 – 6 bulan (Anonim, 2002).

Aspek virologi virus hepatitis A

Virus hepatitis A adalah virus RNA yang termasuk dalam golongan Picornaviridae yang semula diklasifikasikan ke dalam enterovirus 72, tetapi dengan penentuan nukleotida serta susunan asam aminonya, maka virus tersebut dimasukkan ke dalam genus baru yang disebut Heparnavirus (Hep A – RNA virus). Virus ini bersifat sitopatik sehingga berperan dalam proses terjadinya penyakit dan menerangkan keadaan tidak adanya karier pada HVA ini. VHA ini terutama bereplikasi dalam sitoplasma sel hati, dan terdiri dari 30 % RNA serta 70 % protein (Anonim, 2002).

Bentuk dan komposisi virus

Virion

Bentuk virion ini sederhana, berupa partikel sferik dengan diameter + 27 nm, tidak berselubung, terbentuk dari genom RNA rantai tunggal yang terbentuk dari 7680 nukleotida dengan kapsid di sekitaranya. Kapsid ini terdiri dari 60 sentromer yang berperan sebagai antigen yang tersusun dalam bentuk ikosahedral. Tiap sentromer dibentuk oleh 4 jenis protein (VP1 – VP4) dengan berat molekul berturut – turut 33,2 ; 27,8 ; 24,8 dan 2,8 kD. VP 1 dan VP3 adalah tempat utama untuk mengikat antibodi (Anonim, 2002).

Virus hepatitis A (VHA) ini lebih stabil dibandingkan picornavirus lainnya, tahan panas pada 60o C selama 1 jam dan tahan terhadap asam dan ether. RNA sangat berperan untuk kestabilan virion ini (Anonim, 2002).

Gejala klinis

Kadang bisa saja seorang yang terinfeksi HAV tidak menunjukkan gejala yang berarti, namun walaupun ditemukan kejadian seperti ini feses dari orang tersebut tetaplah infeksius. Gejala yang biasanya diderita adalah:

· Meriang/tidak enak badan

· nausea, vomiting, dan diare

· Kehilangan nafsu makna sehingga berat badan turun

· Ikterik

· kulit gatal

· Sakit di bagian abdominal.

Masa infeksi biasanya berakhir dalam dua bulan, tetapi kadang-kadang menjadi lebih lama pada sebagian orang. Sekali terinfeksi dan tubuh dapat mengalahkan virus maka tubuh akan memiliki kekebalan (Magee, 2008).

Setelah mengetahui studi pustaka tentang Hepatitis A, selanjutnya dalah patofisiologinya.

Virus HAV masuk ke dalam tubuh secara feko oral, ketika sampai di usus terjadi absorbsi dan masuk ke kapiler darah. Melalui vena porta virus tersebut masuk ke dalam hepar dan melakukan penetrasi ke sel-selnya.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, suatu infeksi dapat mengakibatkan reaksi peradangan yang dapat menaikkan suhu tubuh seperti gejala febris yang seringkali dikeluhkan pada kasus hepatitis A. Sklera ikterik timbul akibat terjadinya hiperbilirubinemia yang terjadi akibat adanya kerusakan pada hati, sehingga hati tidak dapat mengekskresikan bilirubin secara normal. Nausea dan vomitus disebabkan karena adanya rangsangan pada hepar. Seperti telah diketahui bahwa bila dinding sel hepar terangsang oleh adanya toksik, maka nervus vagus akan terangsang dan menghasilkan neurotransmitter seperti serotonin. Serotonin inilah yang dapat merangsang pusat vomit, lalu pusat vomit akan merangsang otot-otot lambung sehingga terjadilah vomitus. Hepatomegali terjadi akibat infeksi yang ditimbulkan oleh HAV sehingga sistem imun pada hepar pun bekerja, untuk menyeimbangkannya sel hepar terus berproliferasi sehingga akhirnya terjadi hepatomegali.

Pada kasus hepatitis A, sebaiknya pasien beristirahat total selama 1-4 minggu, menghindari kontak badan dengan non penderita, dan diberi makan cukup protein tetapi rendah lemak. Bila dirawat di rumah, semua pakaian bekas pakai, alat makan dan minum harus dicuci secara terpisah. WC setelah digunakan oleh pasien harus dibersihkan dengan antiseptik. Semua hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan.

Sekian, semoga membantu ^_^


I am back

dah lama banget ya ga posting.. viuh.. mulai lagi ah..