Friday, July 9, 2010

Geriatri - Gerontologi

Udah lama banget gw ga posting tentang dunia yang sekarang lagi gw pelajari. yep, medicine! Sebenernya blok ini udah gw lewati pas semester 6 kemaren, tapi ga apa-apa deh baru dipost sekarang. hehe. Bahan postingan ini adalah dari laporan kelompok tutorial.
 
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan semua aspek biologi, sosiologi, dan sejarah, yang terkait dengan penuaan, termasuk penelitian ilmiah, proses menua, pengetahuan klinis pada manusia dewasa, perspektif bidang humaniora, dan penerapan ilmu ini untuk pelayanan para usia lanjut tersebut. Sedang, geriatri merupakan disiplin ilmu kedokteran yang menitikberatkan pada pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pelayanan kepada para pasien lanjut usia (lansia). Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut dengan multipatologi.
WHO menetapkan batasan-batasan untuk kriteria lansia, yaitu :
·         Usia pertengahan (middle age) = kelompok usia 45 sampai 59 tahun
·         Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
·         Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
·         Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
Proses penuaan bukanlah suatu hal yang terjadi pada lansia saja melainkan merupakan suatu proses yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir pada kematian. Namun demikian, efek penuaan tersebut menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun.  Bagi seorang klinisi, merupakan hal yang penting untuk dapat mengetahui perbedaan antara proses penuaan yang normal dengan proses yang disertai oleh perubahan patologis. Dengan mengetahui hal tersebut maka seorang klinisi dapat melakukan pengelolaan kesehatan pada lansia dengan baik, mencegah terjadinya keadaan patologis,  bahkan menghidari terapi-terapi farmasi yang tidak sesuai dengan fungsi-fungsi organ seorang lansia. 
Cannon (1940) memperkenalkan  konsep homeostenosis. Homeostenosis merupakan karakteristik fisiologis penuaan yang dicirikan dengan keadaan penyempitan (stenosis) terhadap cadangan homeostasis seiring dengan pertambahan usia pada setiap sistem organ. Pada gambar tersebut dapat diamati bahwa seiring dengan pertambahan usia “cadangan fisiologis yang tersedia “ untuk menghadapi perubahan semakin berkurang. Perubahan tersebut dapat berupa stress fisik maupun psikis. Setiap perubahan akan mendorong pergerakan menuju garis ambang yang disebut “precipice”. Ketika mencapai precipice maka seseorang akan mengalami keadaan sakit atau meninggal. Semakin tua seseorang maka akan semakin mudah pergerakannya menuju garis ambang. Tidak seperti usia muda, seseorang usia lanjut juga menggunakan cadangan fisiologisnya untuk menjaga keadaan homeostasis sehingga cadangan fisiologis yang tersedia semakin berkurang.

Proses homeostenosis merupakan proses penuaan (degenerasi) yang normal proses tersebut terjadi melalui peristiwa yang disebut apoptosis. Hal-hal yang menyebabkan apoptosis tersebut hingga sekarang masih merupakan peristiwa yang belum bisa dijelaskan dengan sempurna.
Dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan sel, kematian menjadi salah satu aspek yang tidak terelakkan. Beberapa faktor dapat menjadi alasan kematian, yaitu akibat penuaan, kematian terprogram, dan pengaruh dari lingkungan luar. Apoptosis merupakan proses kematian sel yang lazim terjadi pada proses degenerasi. Sebaliknya, proses kematian sel patologis yang dapat menyertai degerasi itu sendiri, dapat diperantai oleh proses nekrosis.
Nekrosis
Kematian sel dan jaringan secara tidak alami.
· Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain:
1. pembengkakan sel
2. digesti kromatin
3. rusaknya membran (plasma dan organel)
4. hidrolisis DNA
5. vakuolasi oleh ER
6. penghancuran organel
7. lisis sel
Pelepasan isi intrasel setelah rusaknya membran plasma adalah penyebab dari inflamasi / peradangan pada nekrosis
Apoptosis
Aksi bunuh diri sel yang dikenal juga sebagai kematian terprogram, di mana program ‘bunuh diri’ ini diaktivasi dan diregulasi oleh sel itu sendiri. Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain:
1. fragmentasi DNA
2. penyusutan dari sitoplasma
3. perubahan pada membran
4. kematian sel tanpa lisis atau merusak sel tetangga.

Perbedaan Nekrosis dan Apoptosis

Nekrosis
Apoptosis
Kematian oleh faktor luar sel
Kematian diprogram oleh sel
Sel membengkak
Sel tetap ukurannya
Pembersihan debris oleh fagosit dan sistem imun sulit
Pembersihan berlangsung cepat
Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun sistem imun
Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada sinyal dari sel
Lisis sel
Non-lisis
Merusak sel tetangga (inflamasi)
Sel tetangga tetap hidup normal

Adanya proses degenerasi dan terjadinya homeostenosis pada lansia kemudian dapat diamati pada implikasi yang terjadi pada berbagai sistem organ, mulai dari tingkat seluler hingga tingkat organ.
Setiap individu mengalami penuaan dengan secara tidak seragam, baik laju maupun kecepatannya. Akibat proses penuaan yang terjadi, nilai-nilai pemeriksaan laboratorium yang didapatkan bisa jadi sangat berbeda dengan nilai normal pada usia dewasa muda. Oleh karena itu, penegakkan diagnosis yang dilakukan melalui interpretasi hasil laboratorium harus dilakukan dengan sangat cermat.
Harga Rujukan  Kadar Gula Darah :


Bukan DM
Belum Pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)
Plasma vena
Darah kapiler
<110
<90
110-199
90-199
≥200
≥200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dl)
Plasma vena
Darah kapiler
<110
<90
110-125
90-109
≥126
≥110
Harga Rujukan Uji Proteinuri dengan metode dipstick:
      * 1 + = 30 mg / dL
    
* 2 + = 100 mg / dL
    * 3 + = 300 mg / dL
    
* 4 + = Lebih besar dari 2000 mg / dL ; proteinuria didiagnosa jika kadar protein dalam urin sebesar 200 mg/dl atau lebih (Bawazier, 2007).

Kreatinin darah meningkat apabila fungsi ginjal menurun. Apabila penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara lambat terjadi bersamaan dengan penurunan masa otot, konsentrasi kreatinin serum mungkin saja stabil. Namun, indeks funsi ginjal yang lebih baik adalah bersihan kreatinin (creatinine clearance) (Sacher dan McPherson, 2004).

Perubahan yang terjadi pada penglihatan karena proses menua:
1.    Terganggunya adaptasi gelap.
2.    Pengeruhan pada lensa.
3.    Ketidakmampuan untuk fokus pada benda-benda jarak dekat.
4.    Berkurangnya sensitivitas terhadap kontras.
5.     Berkurangnya lakrimasi (Setiati, 2007).

Kelainan-kelainan pada mata yang dapat dijumpai pada usia lanjut:
1. Presbiopia 
   Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:
a.  Kelemahan otot akomodasi.
b.  Lensa mata tidak kenyal atau berkurangnya elastisitas akibat sklerosis.
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun akan memberikan keluha setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas.
2.Katarak senilis
Adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu di atas 50 tahun. penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Secara klinik stadium katarak ini antara lain insipient, imatur, intumesen, matur, hipermatur, dan morgagni.
3.Degenerasi makula senilis.
4. Pinguekula
Merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya sering terkena sinar matahari, debu, dan angin panas. Letak bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal.
Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula. Akan tetapi, bila meradang atau terjadi iritasi, maka sekitar bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar.
5.    Mata kering akibat defisiensi kelenjar air mata.
Permukaan kornea dan konjungtiva kering karena berkurangnya fungsi air mata. Pasien akan mengeluh gatal, mata seperti berpasir, silau, dan penglihatan kabur. Mata akan memberikan gejala sekresi mukus berlebihan, sukar menggerakkan kelopak mata, mata tampak kering dan terdapat erosi kornea. Konjungtiva bulbi edema, hiperemik menebal dan kusam. Kadang-kadang terdapat benang mukus kekuning-kuningan pada forniks konjungtiva bagian bawah.
6.    Glaucoma akut

Perubahan yang terjadi pada pendengaran karena proses menua:
1.      Hilangnya nada berfrekuensi tinggi secara bilateral.
2.      Defisit pada proses sentral.
3.      Kesulitan untuk membedakan sumber bunyi.
4.      Terganggunya kemampuan membedakan target dari noise.
(Setiati dkk, 2007)



1 comment:

Anonymous said...

nanya dong apa yang diaksud dengan cadangan homeostasis itu???

apakah sejenis zat atau protein tertentu???
dan apa fungsinya?

kalau ga salah homeostasis itu luas dan seluruh tubuh kita melakukan homeostasis.
contohnya darah, pernafasan, jantung, otak dll

apakah si cadangan homeostasis itu memiliki bermacam" fungsi untuk dapat menggantikan fungsi homeostasis dr berbagai macam organ tersebut???