Saturday, December 22, 2007

Hemofilia

Biologi molekuler adalah bidang ilmu yang mempelajari organisme pada tingkat molekul. Paradigma yang dianut dalam biologi molekuler adalah bahwa setiap organisme terdiri dari sel, dan sel terdiri dari sejumlah besar molekul, sehingga baik struktur maupun fungsi yang ditunjukkan oleh suatu organisme, termasuk fungsi-fungsi yang menunjukkan bahwa organisme ditentukan oleh molekul-molekul tersebut. Oleh karena itu, dewasa ini, para dokter dituntut untuk dapat mendalami suatu penyakit sampai pada tingkat molekuler. Dengan menganut biologi molekuler, kita dapat mengetahui penyakit yang pada dasarnya terjadi karena adanya perubahan dalam molekul-molekul yang terdapat dalam tubuh kita. Salah satu penyakit yang dapat ditinjau secara biomolekuler adalah hemofilia.
Hemofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan fakor pembekuan darah yang diturunkan ( herediter) sex linked resesif pada kromosom X dan pada sebagian kecil diturunkan secara autosomal resesif dan mutasi spontan.

Klasifikasi hemophilia
Hemophilia dibedakan atas tiga macam:
a. Hemofilia A, yang ditandai karena penderita tidak memiliki zat antihemofili globulin (faktor VIII). Kira-kira 80% dari kasus hemophilia adalah dari tipe ini. Seorang mampu membentuk antihemofili globulin (AHG) dalam serum darahnya karena ia memiliki gen dominan H sedang alelnya resesif tidak dapat membentuk zat tersebut. Oleh karena gennya terangkai X, maka perempuan normal dapat mempunyai genotip HH atau Hh. Laki-laki normal akan mempunyai genotip H_. Perempuan hemophilia mempunyai genotip hh, sedangkan laki-laki hemophilia h_. (Suryo, 2005)
b. Hemofilia B atau penyakit “Christmas”
Penderita tidak memiliki komponen plasma tromboplastin (KPT; faktor IX). Kira-kira 20% dari hemophilia adalah tipe ini. (Suryo, 2005)
c. Hemofilia C
Penyakit hemophilia C tidak disebabkan oleh gen resesif kromosom-x, melainkan oleh gen resesif yang jarang dijumpai dan terdapatnya pada autosom. Tidak ada 1% dari kasus hemophilia adalah tipe ini. Penderita tidak mampu membentuk zat plasma tromboplastin anteseden (PTA). (Suryo, 2005)

Penyakit hemophilia merupakan penyakit yang bersifat herediter. Pada penyakit ini terjadi gangguan pada gen yang mengekspresikan faktor pembekuan darah, sehingga jika terjadi luka, luka tersebut sukar menutup. Pada orang normal, proses pembekuan darah dapat melalui empat cara, yaitu: (1) spasme pembuluh darah, (2) pembentukkan sumbat dari trombosit (platelet), (3) pembekuan darah, dan (4) terjadi pertumbuhan jaringan ikat ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh secara permanen.
Pada orang normal, jika terjadi luka pembuluh darah akan mengkerut. Lalu trombosit bersinggungan dengan permukaan pembuluh yang rusak sehingga trombosit berubah sifat (membengkak, bentuk irregular). Lalu trombosit jadi lengket, melekat pada serabut kolagen, sekresi ADP menyebabkan enzim-enzim membentuk tromboksan A lalu ADP dan tromboksan A mengaktifkan trombosit berdekatan yang menyebabkan trombosit jadi lengket dan pada akhirnya terbentuk sumbat trombosit.
Menurut faktor penyebabnya, hemophilia di bagi menjadi tiga jenis, yaitu: hemophilia A, hemophilia B, dan hemophilia C. hemophilia A atau biasa disebut dengan hemophilia klasik disebabkan oleh ketiadaan atau defisiensi faktor VIII pembeku darah yang disebabkan adanya inversi pada kromosom Xq28. Hemophilia B atau hemophilia christmas disebabkan oleh ketiadaan atau defisiensi faktor pembeku darah yaitu faktor IX yang terdapat pada kromosom X27.1-27.2. Sedangkan hemophilia C disebabkan oleh karena ketiadaan atau defisiensi faktor XI, hemophilia jenis ini diturunkan terpaut autosomal resesif pada kromosom 4q32q35.
Berdasarkan kadar faktor pembeku darah di dalam tubuh, hemophilia dibagi tiga, yaitu: hemophilia berat dengan kadar faktor pembeku 1% dari jumlah normal, hemophilia sedang dengan kadar faktor pembeku 1-5% dari jumlah normal, dan hemophilia ringan dengan kadar faktor pembeku 5-30% dari jumlah normal. Yang dimaksud faktor pembeku darah di atas adalah faktor yang berhubungan dengan masing-masing tipe hemophilia. Pada penderita hemophilia, akan didapatkan uji diagnostic sebagai berikut: gambaran darah tepi normal, masa pembekuan memanjang, Rumpel-Leede negative, PT dan TGT memanjang, dan SPT kurang dari 50 detik.
Pada pemeriksaan pasien yang diduga hemophilia, dalam anamnesis sebaiknya ditanyakan daftar riwayat kesehatan keluarga berkenaan dengan penyakit hemophilia, riwayat saat kehamilan, serta riwayat kematian neonatal dini. Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang menderita hemophilia adalah masa pembekuan yang memanjang(CT), masa protrombin yang normal dan masa tromboplastin yang memanjang (aPTT), masa pembekuan troboplastin abnormal, pendarahan yang sukar berhenti (hemarthrosis), dan pemeriksaan subkutan/intramiucular untuk mengetahui adanya hematom.
Sedangkan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah pemeriksaan kadar faktor pembekuan VIII , IX danXI, diagnosis molekular dengan memeriksa petanda gen hemofilia pada kromosom yang dapat juga digunakan untuk pemeriksaan prenatal, pemeriksaan intracranial karena perdarahan intracranial ini penyebab utama kematian, analisis gen dengan menggunakan DNA probe, yaitu dengan mencari locus polimorfik pada kromosom X.
Penatalaksanaan bagi penderita hemophilia meliputi berbagai macam hal. Hal yang harus dihindari misalnya : aspirin, obat antiradang non steroid, obat pengencer darah, asetaminophen. Pemberian transfusi rutin berupa Kriopresipitat-AHF utk hemofili A dan plasma beku segar. Selain itu yang harus diperhatikan adalah menjaga bobot tubuh tetap sehat, mencegah olagraga seperti sepak bola, bela diri, tinju, gulat, balap motor dan basket, mengganti/ menambah faktor hemofili yang kurang, jika terjadi perdarahan, tindakan pertama RICE (rest, ice, compression, elevation), memberikan antifibrolitk, terapi gen, membeikan hormon DDAVP yg merangsang kadar peningkatan faktor VIII dlm plasma 4 %, merencanakan suatu tindakan operasi, mempertahankan kadar faktor pembkuan 30-50 %, kortikosteroid untuk menghilangkan peradangan, analgetika pada hemartrosis dengan nyeri hebat, dan rehabilitasi medik.

5 comments:

Andianku said...

hai......
leh knal g, w anak binus....
mampir dunx k blog w...
http://andianku.blogspot.com
di tunggu ya non.........

Anonymous said...

I will not approve on it. I think precise post. Expressly the title attracted me to review the unscathed story.

Anonymous said...

Amiable post and this fill someone in on helped me alot in my college assignement. Thank you seeking your information.

Anonymous said...

Opulently I acquiesce in but I think the post should acquire more info then it has.

Anonymous said...

Brim over I acquiesce in but I contemplate the post should secure more info then it has.